Realita

Mengapa Perempuan Harus Memiliki Penghasilan Sendiri? (Bagian 3)

E-mail Cetak PDF

Setelah dijabarkan 4 (empat) alasan mengapa perempuan harus memiliki penghasilan sendiri, pada bagian pertama dan bagian kedua tulisan sebelumnya, kali ini saya akan menuliskan alasan tambahan lainnya, yaitu :

5. Membantu Orangtua atau adik

Sebagai seorang anak dan bahkan anak pertama, adakalanya kita “dituntut berbakti” kepada orang tua dengan cara membantu membiayai kehidupan mereka dan juga membiayai sekolah adik-adik kita.

Kembali lagi pada tulisan bagian pertama, ada anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah dan mengenyam pendidikan tinggi. Bagi sebagian masyarakat ekonomi menengah kebawah yang memiliki anak perempuan, pada umumnya mereka akan segera menikahkan anaknya tersebut setelah mereka lulus SMA atau bahkan pada saat baru lulus SMP dengan tujuan meringankan biaya hidup sehari-hari.

Sekalipun tidak dinikahkan, mereka diminta bekerja (baik disektor formal maupun sektor informal) untuk membantu perekonomian keluarga (agar memiliki kehidupan yang lebih baik) dan membiayai sekolah adik-adiknya agar tetap dapat mengenyam pendidikan tinggi. (Baca tulisan Susahnya memperoleh pekerjaan)


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

Mengapa Perempuan Harus Memiliki Penghasilan Sendiri? (Bagian 2)

E-mail Cetak PDF

QS. Al-Baqarah ayat 216 : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.

Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui"

 

Seperti telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya (bagian 1) bahwa rejeki, jodoh dan kematian sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha, berdoa dan meminta yang terbaik kepada Sang Pencipta. Meskipun yang terjadi kadang tidak sesuai dengan harapan dan rencana yang telah disusun dan siapkan, namun kita tetap harus yakin dan percaya bahwa takdir yang dituliskan untuk kita adalah skenario terbaik dari Allah SWT aamiin...


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

Mengapa Perempuan Harus Memiliki Penghasilan Sendiri? (Bagian 1)

E-mail Cetak PDF

Disclaimer : Saat ini penghasilan (uang) tidak hanya diperoleh dari bekerja diluar rumah seperti sebagai pegawai kantor ataupun sektor lainnya. Perkembangan teknologi yang semakin canggih memungkinkan perempuan yang tetap ingin mengurus dan mendampingi anak-anaknya dirumah dapat memiliki penghasilan sendiri karena bisa dilakukan secara online dengan jadwal fleksibel tanpa harus keluar rumah

Dahulu ada anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah apalagi sampai kuliah dan menjadi sarjana karena pada akhirnya mereka harus kembali pada kodratnya yaitu menjadi ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anaknya dirumah.

Salah satu tokoh perempuan Jawa yang mendobrak anggapan lama bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan tinggi adalah Kartini dengan karyanya yang terkenal yaitu “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Dampak dari karya Ibu kita Kartini tersebut adalah anak-anak perempuan akhirnya dapat bersekolah dan bahkan memiliki pekerjaan yang sama dengan laki-laki. Saat ini perempuan dapat bersaing memperoleh sebuah pekerjaan yang dahulu hanya didominasi oleh laki-laki (seperti pilot, tentara, teknisi/mekanik, dll) dengan bakat, kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya mereka dapat bekerja sesuai cita-cita.

Namun bagi perempuan yang tetap lebih memilih sebagai ibu rumah tangga, ada baiknya anda tetap sekolah dan mengeyam pendidikan tinggi ataupun memiliki keahlian tertentu yang sesuai dengan bakat dan passion anda karena anda akan menjadi pendidik pertama bagi anak-anak anda.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

Permasalahan yang biasa muncul di Perkotaan (Bagian 2)

E-mail Cetak PDF

Pada tulisan sebelumnya (bagian 1) telah disebutkan bahwa salah satu dampak dari perpindahan penduduk dari desa ke kota adalah perumahan kumuh dimana sebagian besar masyarakat tidak memiliki tempat tinggal layak huni dan berakibat pada masalah kesehatan.

Selain tempat tinggal, permasalahan lain yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Menjamurnya Pekerjaan Sektor Informal

Keterbatasan lapangan pekerjaan di sektor formal [1] yang tidak sebanding dengan pertambahan jumlah penduduk usia produktif mengakibatkan para pencari kerja yang tidak dapat masuk kesektor formal lebih memilih sektor informal yang relatif mudah untuk dimasuki (baca tulisan Susahnya memperoleh pekerjaan).

Agar tetap dapat bertahan hidup (survive), mereka yang tinggal dikota melakukan aktifitas-aktifitas informal (baik yang sah dan tidak sah) sebagai sumber mata pencaharian mereka. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan daripada menjadi pengangguran yang tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, lebih baik memiliki penghasilan meskipun dengan upah rendah/kecil dan tidak tetap.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

Permasalahan yang biasa muncul di Perkotaan (Bagian 1)

E-mail Cetak PDF

Pada tulisan sebelumnya yang berjudul Karakteristik Masyarakat Desa dan Kota berdasarkan Teori Sosiologi (Bagian 1), telah disebutkan salah satu perbedaan karakteristik masyarakat desa dan kota adalah berdasarkan mobilitas sosial yang merupakan gerak dari satu posisi sosial ke posisi sosial lainnya.

Mobilitas sosial dibagi menjadi 2 yaitu:

a. bersifat vertikal berupa pergeseran status dari lapisan sosial yang satu ke lainnya, seperti peningkatan jabatan dalam pekerjaan (formal) dan biasanya dibarengi dengan peningkatan pendapatan atau penghasilan,

b. bersifat horizontal berupa perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) dan transmigrasi (perpindahan penduduk dari wilayah yang padat ke wilayah jarang penduduk untuk pemerataan pembangunan).


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

Karakteristik Masyarakat Desa dan Kota berdasarkan Teori Sosiologi (Bagian 2)

E-mail Cetak PDF

Melanjutkan tulisan yang telah dijelaskan sebelumnya (bagian 1), teori lainnya disampaikan oleh Paul H. Landis dalam buku “Rural Life In Process”, 1948 yang menggambarkan ciri-ciri kebudayaan tradisional masyarakat desa, antara lain :

1. Sebagai konsekuensi dari ketidak berdayaan mereka terhadap alam, maka masyarakat desa yang demikian ini mengembangkan adaptasi [1] yang kuat terhadap lingkungan (alam) nya. Pertanian sangat tergantung kepada keadaan atau jenis tanah, tingkat kelembaban, ketinggian tanah, topografi, banyaknya curah hujan, dan lainnya. Lingkungan alam dengan elemen-eleman seperti itu cukup bervariasi antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Maka masyarakat desa (petani) mengembangkan tingkat dan bentuk adaptasi terhadap pelbagai kekhususan lingkungan alam itu sehingga dalam kaitan ini dapat dipahami bahwa pola kebudayaan masyarakat desa terikat dan mengikuti karakteristik khas lingkungan (alam) nya.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL