Setelah sekian lama tidak membuat tulisan baru, akhirnya saya punya kesempatan untuk meneruskan tulisan saya mengenai “Perilaku Pengendara Motor Yang Membahayakan Keselamatan” yang memasuki bagian ketiga.
Bagi yang belum membacanya dapat dilihat pada tulisan saya yang berjudul Perilaku Pengendara Motor Yang Membahayakan Keselamatan (bagian 1) dan (bagian 2). Tidak terasa ternyata saya sudah bersemedi terlalu lama dimana terakhir saya membuat tulisan tentang pengendara motor pada tanggal 30 Juli 2011, 2 minggu sebelum saya melahirkan bayi mungil yang sekarang berusia 20 bulan lebih J
Tanpa basa basi lagi, mari kita simak apa saja perilaku pengendara motor yang saya anggap dapat membahayakan keselamatan jiwa diri sendiri, keluarga maupun pengendara lain.
4 Komentar..




Pada tanggal 3 Desember 2011 yang lalu, saya berkunjung ke pameran buku (Indonesia Book Fair) yang diselenggarakan oleh IKAPI dan Perpustakaan Nasional di Istora Senayan. Setelah tiba disana, saya iseng membaca jadwal acara yang terpampang di dekat pintu masuk dan ternyata ada launching komunitas Ayo Dongeng Indonesia. Karena tertarik, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti acara tersebut terlebih dahulu sebelum berkeliling untuk mencari buku.
Beberapa pengendara motor tidak melengkapi kendaraannya dengan memasang kaca spion padahal spion digunakan untuk melihat kendaraan lain dibelakang kita ketika akan membelok atau menyalip. Meskipun memasang spion, adakalanya spion yang digunakan hanya sekedar sebagai aksesoris karena modelnya yang unik atau hanya untuk formalitas padahal sudah tidak layak pakai sehingga spion itu sama sekali tidak dapat digunakan untuk melihat kendaraan dibelakang. Ketika akan berbelok, kita harus memutar kepala kita untuk melihat apakah ada kendaraan dibelakang kita. Hanya saja ketika menoleh kebelakang, motor tidak dalam keadaan berhenti sehingga jika tidak hati-hati justru dapat menabrak kendaraan yang ada di depan kita.
Ada berapa buah motor yang anda miliki di rumah? Hanya 1 (satu) buah atau lebih?


