Ada berapa buah motor yang anda miliki di rumah? Hanya 1 (satu) buah atau lebih?
Saat ini, adanya kemudahan dalam pembelian sepeda motor baik tunai maupun kredit mendorong masyarakat untuk memiliki motor yang cenderung mempermudah kita untuk melakukan perjalanan dari tempat yang satu ke tempat lain dalam jangka waktu relatif lebih cepat dibandingkan kendaraan lainnya, misalnya untuk bekerja, sekolah/kuliah, belanja ke pasar/supermarket dan lain-lain.
Selain itu, masalah kemacetan dan fasilitas transportasi yang masih jauh dari kata aman dan nyaman membuat orang lebih memilih kendaraan pribadi baik mobil ataupun motor. Seperti kita ketahui, angkutan umum yang ada baik angkutan kota (angkot), bis, kereta api dan bahkan busway bagi sebagian orang masih dianggap rawan akan berbagai kejahatan seperti pencopetan, pelecehan seksual dan lainnya padahal kebanyakan masyarakat terutama yang bekerja di Jakarta hidup sebagai penglaju (commuter) yaitu orang yang pulang pergi setiap hari dari daerah pemukimannya di pinggir kota menuju pusat kota untuk bekerja.
Namun, meningkatnya jumlah kendaraan roda dua tersebut tidak diimbangi dengan kualitas pengendaranya. Berdasarkan pengamatan saya dijalan, ada beberapa perilaku pengendara motor yang dapat membahayakan keselamatan diri dan pengguna jalan lainnya, yaitu :
5 Komentar..




Dewasa ini, fenomena penglaju atau commuter semakin jelas terlihat terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga menjadi pusat perekonomian dimana gedung-gedung perkantoran baik negeri maupun swasta banyak terpusat disini. Kepadatan jumlah penduduk akibat arus urbanisasi dan tingginya angka kelahiran yang tidak diimbangi dengan penyediaan lahan pemukiman menyebabkan harga tanah dan rumah menjadi sangat mahal, hal ini sesuai hukum pasar dimana permintaan (atau kebutuhan akan rumah) bertambah maka harga akan mahal. Pada akhirnya, banyak orang (terutama yang sudah berkeluarga) akan mencari pemukiman/perumahan di luar kota Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi karena relatif masih terjangkau harganya. Konsekuensinya adalah jarak yang harus ditempuh dari tempat tinggal menuju tempat bekerja menjadi semakin jauh sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk tiba di kantor.


