Realita

SUDAHKAH ANDA BERSYUKUR HARI INI? (Bagian 2)

E-mail Cetak PDF

Tanpa banyak kata-kata dan melanjutkan tulisan sebelumnya, berikut hal lainnya yang bisa kita syukuri dalam kehidupan kita sehari-hari :

Pekerjaan

Apakah anda merasa lelah dengan pekerjaan yang menumpuk tiada habisnya dan bahkan bertambah banyak setiap harinya padahal gaji atau penghasilan yang anda dapatkan sangatlah kecil? Atau anda tengah merasa “gemas” dengan atasan karena memperlakukan anda tidak adil padahal sudah bekerja sesuai aturan yang berlaku dengan beban kerja yang banyak sedangkan rekan kerja yang menurut anda tidak memiliki kontribusi justru diperlakukan lebih baik oleh atasan? Atau anda mulai jenuh dengan rutinitas kehidupan anda menjadi penglaju yang harus berangkat pagi dan pulang malam sehingga kurang memiliki quality time bersama keluarga karena bergelut dengan kemacetan?

Jika anda memiliki kemampuan lebih dan keberanian, sebaiknya anda berhenti dari pekerjaan anda sekarang demi kesehatan fisik dan jiwa anda yang pada akhirnya berpengaruh pada kehidupan keluarga terutama anak-anak anda. Anda bisa pindah mencari pekerjaan di tempat lain yang (mungkin) lebih menjanjikan (baik dari segi waktu, lokasi dan penghasilan) atau bahkan membuka usaha sendiri sehingga anda bisa menjadi bos di perusahaan anda. Bagi anda yang perempuan, dengan kemajuan teknologi saat ini anda bisa bekerja di rumah sambil mengasuh anak-anak.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

SUDAHKAH ANDA BERSYUKUR HARI INI? (Bagian 1)

E-mail Cetak PDF

Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah SWT. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Ciri khas surah ini adalah kalimat berulang 31 kali Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan karunia Allah SWT yang diberikan untuk manusia.

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Ar-Rahman)

Dalam kehidupan ini, sebenarnya banyak hal yang bisa kita syukuri namun kadang kita lupa untuk bersyukur karena hanya fokus pada kelemahan atau kekurangan yang kita dapat. Selain itu, “Nikmat Tuhan” lebih banyak di definisikan secara sempit oleh manusia, hanya sebatas uang atau materi (kebendaan), padahal kalau mau jujur begitu banyak nikmat yang diberikan Tuhan kepada manusia baik yang taat ataupun tidak taat kepada-Nya.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

BISNIS ONLINE : SOLUSI CERDAS BAGI PEREMPUAN YANG INGIN BEKERJA TANPA MENINGGALKAN RUMAH

E-mail Cetak PDF

Tanggal 21 April yang lalu bangsa kita memperingati hari Kartini. Kartini dianggap sebagai sosok yang memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki dan pada akhirnya perempuan dapat mengenyam pendidikan tinggi dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia. Ada yang menjadi insinyur, dokter, guru, polisi dan bahkan saat ini ada 9 (sembilan) perempuan yang menjadi Menteri di Kabinet Presiden Joko Widodo. Mereka adalah perempuan pilihan yang dianggap mampu memberikan kontribusi dalam membangun Indonesia.

Menjadi perempuan bekerja ataupun wanita karir merupakan pilihan yang harus dipertimbangkan dengan baik. Disatu sisi, sebagai perempuan kita ingin mengembangkan diri dan mengaplikasikan ilmu yang sudah kita peroleh ketika sekolah. Namun disisi lain, kodrat perempuan adalah menjadi seorang ibu yang mendidik dan mengurus anak-anaknya dirumah. Terlebih lagi dikota besar seperti Jakarta, ibu bekerja harus berangkat pagi sebelum matahari terbit dan kembali kerumah ketika matahari sudah terbenam sehingga anak-anak lebih banyak belajar dan bermain bersama kakek-nenek, pengasuh ataupun dititipkan seharian di Day Care. Adakalanya kelelahan akibat bekerja seharian membuat kita tidak sanggup lagi untuk bermain atau mengajarkan hal baik kepada anak-anak kita.

Dengan meningkatnya kebutuhan hidup jaman sekarang dimana biaya untuk membeli rumah, pendidikan, kesehatan dan lainnya semakin mahal membuat perempuan harus ikut bekerja untuk membantu menambah penghasilan suami dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Namun, dengan kemajuan teknologi saat ini, memungkinkan perempuan bekerja dirumah dan tetap dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya. Salah satu caranya adalah melalui bisnis online baik menjual barang maupun jasa.

Misalnya saja kita memiliki keahlian dalam membuat kue-kue basah ataupun kering, kita dapat memasarkannya secara online baik melalui facebook, website pribadi maupun online shop. Kue-kue tersebut pun tidak perlu kita antar sendiri ketempat pemesan, dengan adanya ojek online kita bisa memanfaatkan jasa mereka untuk mengantarkan hasil masakan kita. Hal lainnya adalah apabila kita lulusan desain, kita tetap dapat mengaplikasikan ilmu kita pada saat kuliah dengan jalan “menjual” desain kita secara online. Dengan kata lain, uang kita dapat, rumah dan anak-anak terurus plus hobby kita tetap tersalurkan.


1 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

VIP VS BIASA (bagian 2)

E-mail Cetak PDF

Pada kesempatan ini, saya ingin meneruskan tulisan sebelumnya VIP VS BIASA (bagian 1) dimana saya menggambarkan bahwa orang yang memiliki jabatan ataupun uang bisa memperoleh fasilitas-fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan yang didapatkan oleh orang “biasa” seperti fasilitas pesawat dan hotel ataupun perlakuan istimewa pada saat acara-acara resmi atau pernikahan.

Dengan adanya hal tersebut, orang menjadi berlomba-lomba untuk bisa menikmati fasilitas-fasilitas dan perlakuan istimewa tersebut, baik dengan jalan menjadi seorang pejabat ataupun berusaha untuk memiliki uang yang banyak. Hanya saja, adakalanya cara yang dilakukan tidak benar dan melanggar aturan. Misalnya saja ada seseorang yang diangkat menjadi pejabat karena faktor kedekatan dengan “orang penting” padahal orang tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menduduki sebuah jabatan (Nepotisme). Hal lainnya adalah melakukan korupsi sehingga memiliki uang yang banyak untuk “membeli” fasilitas mewah yang ada. Sebut saja Gayus Tambunan, setelah dinyatakan korupsi dan ditelusuri harta kekayaannya ternyata jumlahnya sangat fantastis yang apabila dihitung-hitung secara logika dengan posisinya sebagai seorang PNS golongan III/a maka mustahil memiliki harta yang sangat banyak.

Selain fasilitas mewah, barang-barang bermerk pun menjadi salah satu yang dikejar oleh masyarakat karena dapat menaikkan status sosialnya. Seperti yang telah saya sebutkan pada tulisan sebelumnya, beberapa benda dianggap memiliki prestise sehingga orang yang menggunakan atau memiliki benda tersebut menjadi “berbeda” dan memiliki status sosial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang lain. Oleh sebab itu, banyak orang yang “memaksakan” diri membeli barang-barang tersebut dengan cara gali lubang tutup lubang atau berhutang sana sini termasuk menggunakan kartu kredit. Apabila pengeluarannya lebih besar dibandingkan pendapatannya atau dalam pribahasa dikenal dengan istilah “besar pasak daripada tiang”, maka untuk menutupi hutang-hutangnya tersebut tidak sedikit orang melakukan tindak kriminal seperti pencurian, penipuan dan juga korupsi. Semua itu dilakukan untuk memenuhi gaya hidup yang mewah dan karena gengsi.

Tidak hanya orang tua atau orang yang sudah berkeluarga, banyak remaja yang “terjebak” cara-cara yang salah untuk mendapatkan barang-barang bermerk tersebut seperti menjual diri atau terlibat prostitusi, menjadi pengedar narkoba bahkan pernah ada cerita bahwa seorang remaja menjual organ tubuhnya yaitu ginjal hanya untuk membeli gadget keluaran terbaru yang saat itu sedang trend. Para remaja tersebut melakukan jalan pintas agar bisa memiliki barang-barang mewah sehingga mereka bisa “masuk dan diterima” ke dalam kelompok tertentu.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

PENYEBARAN GURU UNTUK MEWUJUDKAN AKSES PENDIDIKAN YANG MELUAS, MERATA DAN BERKEADILAN DISELURUH WILAYAH INDONESIA

E-mail Cetak PDF

Kita jadi bisa menulis dan membaca karena siapa?
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu dari siapa?
Kita jadi pintar dididik pak guru, Kita bisa pandai dibimbing bu guru,
Gurulah pelita penerang dalam gulita, Jasamu tiada tara…

Kita pasti sudah mengetahui bahkan hapal dengan lirik lagu tersebut diatas. Lagu tersebut menggambarkan bahwa sebuah pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya seorang guru yang mengajarkan beraneka macam bidang ilmu kepada anak didiknya sehingga kehadiran seorang guru dalam dunia pendidikan sangatlah penting.

Terkait dengan hal tersebut diatas, untuk mewujudkan akses pendidikan yang meluas, merata dan berkeadilan maka menurut saya hal utama yang harus digaris bawahi dan diperhatikan adalah masalah pemerataan guru baik secara kualitas (mutu) maupun kuantitas (jumlah) di seluruh wilayah Indonesia.

Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan dimana wilayahnya terbentang luas dari Sabang hingga Merauke. Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri, ada wilayah yang didominasi oleh gunung dan bukit, sungai, hutan, padang tandus dan lain sebagainya dan masing-masing memiliki tantangan tersendiri untuk dilalui dan dihadapi. Sudah banyak cerita bagaimana perjuangan seorang guru dan anak didik yang harus melalui rintangan-rintangan tersebut demi bisa mengajar dan mendapatkan ilmu.

Dengan adanya hambatan dan tantangan tersebut menyebabkan hanya sedikit orang yang mau dan sanggup untuk mengabdikan dirinya untuk mengajar di daerah-daerah terpencil bahkan mungkin jauh dari peradaban dengan fasilitas yang sangat minim. Jangankan gedung sekolah, bahkan tempat untuk mengajar yang sering disebut ruang kelas pun tidak ada. Jangankan komputer, bahkan alat tulis seperti buku dan pensil pun tidak ada.

Sebagai contoh adalah pengabdian dari seorang perempuan Indonesia keturunan Batak Toba, Sumatera Utara bernama Saur Marlina Manurung yang lahir di Jakarta, 21 Februari 1972 adalah perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia. Sebagaimana gadis Batak lainnya, ia biasa dipanggil "Butet" dan kini namanya lebih dikenal sebagai Butet Manurung.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

JANGAN PERNAH BERHENTI UNTUK “BERMIMPI”

E-mail Cetak PDF

Tulisan yang saya buat kali ini terinspirasi dari acara Hitam Putih, yang tayang pada hari Selasa tanggal 4 April 2017. Meskipun saya tidak menontonnya dari awal dan hanya kebagian beberapa menit sebelum acara ditutup namun cukup berarti dan menjadi renungan untuk saya pribadi. Bintang tamu yang dihadirkan kali ini oleh Hitam Putih adalah seorang nenek yang ternyata masih punya keinginan untuk mendaki gunung dan target selanjutnya adalah mendaki gunung Sumbing. Beliau sudah lama ingin melakukan aktivitas mendaki gunung namun baru bisa terwujud sekarang setelah anak-anaknya sudah besar.

Sedangkan tamu lainnya adalah seorang kakek mantan binaragawan yang sampai saat ini masih kuat mengangkat barbel sekitar 12 kg sekaligus juga sebagai penghibur...beliau terlihat begitu bersemangat dan sering melontarkan gurauan sehingga membuat peonton tertawa. Ada jawaban unik ketika kakek tersebut ditanya apa rahasianya bisa seperti ini dan beliau jawab yang paling utama adalah jangan pernah berhenti untuk bernafas hehehehehe...

Selain kedua orang tersebut, Hitam Putih sering mengundang bintang tamu yang bisa menginspirasi siapapun yang melihatnya dan menjadi bahan renungan bagi saya pribadi. Saya pernah menuliskan tentang kakek berusia 78 tahun bernama Aris Widodo yang sudah berkeliling Indonesia (bahkan keluar negeri) hanya menggunakan sepeda (Baca : Hidup Hanya Sekali Jadi Harus Dinikmati). Sayang sekali, acara ini ditayangkan pada saat waktu shalat maghrib dan mungkin kalah oleh tayangan film-film India yang sedang booming hiks.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL